Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono menempati urutan pertama sebagai orang terkaya di Indonesia selama kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Sementara sang kakak, Michael Bambang Hartono menempati urutan kedua sebagai orang terkaya di Indonesia.
Ia menerima warisan Djarum Group dari sang ayah. Hingga saat ini, Djarum Group sudah menjadi perusahan terbesar dengan berbagai anak perusahaan yang beroperasi di Tanah Air. Kekayaan Robert Budi Hartono ditaksir hingga USD22,1 miliar atau sekitar Rp345 triliun.
James Riady merupakan anak sulung dari Mochtar Riady. Ia dijadikan harapan besar oleh sang ayah untuk meneruskan Lippo Group hingga saat ini. Kekayaannya diperkirakan mencapai USD1,5 miliar atau sekitar Rp23 triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok "9 Naga" sudah seperti cerita legenda urban di Indonesia. Mereka disebut-sebut sebagai penguasa ekonomi di Tanah Air.
Hingga saat ini sosok "9 Naga" masih kerap menimbulkan tanda tanya. Sebab, keberadaan "9 Naga" hanyalah istilah, bukan kelompok usaha atau organisasi. Maka dari itu, tak heran jika timbul berbagai spekulasi.
Jejak awal dari "9 Naga" setidaknya dapat ditarik sejak masa Orde Baru. Pada masa itu "9 Naga" atau dikenal juga 'Gang of Nine' berkonotasi negatif dan seram.
Mengacu pada investigasi Tempo berjudul "Mafia Bisnis" Tommy Winata (2020, hlm 12), "9 Naga" atau Gang of Nine merujuk pada sekelompok orang yang menguasai bisnis remang-remang: dari judi, obat bius, hingga penyelundupan.
Konon, mereka memiliki bekingan kuat yang membuat sepak terjangnya tak tersentuh untuk memuluskan bermain di bisnis gelap. Namun, tidak diketahui pasti siapa orang-orangnya.
Masih mengacu pada investigasi Tempo (hlm. 94), pengusaha seperti Aguan, Haryadi Kumala, Iwan Cahyadi, Yorrys, Arief Cocong, Edi Porkas, Arie Sigit, Jony Kusuma, dan Tommy Winata disebut sebagai kelompok Gang of Nine.
Meski demikian, lagi-lagi itu hanyalah spekulasi publik. Beberapa di antara mereka pun sudah memberi bantahan.
Seiring berjalannya waktu, "9 Naga" memiliki arti yang lebih netral, yakni sebutan untuk para pengusaha penguasa ekonomi Indonesia sejak masa Orde Baru.
Sebutan ini adalah hasil simbiosis mutualisme antara penguasa dan pengusaha.
Tidak diketahui siapa saja sosok "9 Naga" ini. Berbagai nama pun bermunculan berdasarkan hasil pencarian di mesin pencari Google. Mulai dari Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Jacob Soetoyo, James Riady, Tommy Winata, Anthony Salim, dan Dato' Sri Tahir.
Aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim (2014) malah menyebut Aguan sebagai Naga Kedua dari "9 Naga". Lagi-lagi, kembali ke pernyataan semula, tidak diketahui pasti siapa saja sosok 9 Naga.
Terlepas dari itu, dugaan mereka menguasai ekonomi Indonesia sebetulnya juga tidak berlebihan.
Hal ini menjadi logis jika melihat pada besarnya konglomerasi sosok-sosok yang kerap disebut 9 Naga. Bisnis-bisnis mereka, mulai dari perbankan hingga properti menguasai ekonomi negara ini dan juga dapur banyak masyarakat Indonesia.
Seandainya "9 Naga" mengacu pada nama-nama yang sudah disebutkan di atas, tidak terhitung berapa produk dari bisnis mereka yang digunakan masyarakat. Sebut saja Robert Budi Hartono dengan grup Djarum dan juga Salim pemilik Indofood.
Pada 2011, Tommy Winata pernah membantah anggapan bahwa ia merupakan salah satu dari "9 Naga". Dia memang pengusaha yang selalu apes karena kerap dikaitkan kelompok itu.
Hal ini terungkap berdasarkan arsip Detik (15 Maret 2011) ketika menyikapi dokumen Wikileaks yang menuduh dirinya dekat dengan Presiden SBY dan disebut sebagai "9 Naga". "Saya bingung dengan istilah 9 Naga. Saya bingung dengan tudingan itu, saya terkesima. Itu imajinasi yang merugikan saya," tuturnya.
Saksikan video di bawah ini:
Edward Soeryadjaya
Edward Soeryadjaya merupakan putra dari William Soeryadjaya, sang pendiri dari PT Astra International Tbk.
Saat itu, ia sempat disebut sebagai salah satu langkah untuk melengserkan William Soeryadjaya, agar beberapa orang lainnya dapat membeli saham PT Astra International Tbk di masa itu. Kekayaannya diperkirakan mencapai USD1 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Anggota 9 Naga beserta jumlah kekayaannya
Melansir laman Amartha, berikut adalah nama-nama pengusaha yang tergabung dalam 9 Naga. Antara lain:
Dato' Sri Tahir atau Ang Tjoen Ming (nama lain) adalah sosok pendiri Grup Mayapada. Ia lahir di Surabaya pada 26 Maret 1962. Dato’ Sri Tahir juga menantu dari Mochtar Riady, sang pemilik Lippo Group.
Dato' Sri Tahir tidak terlahir dari keluarga yang kaya raya. Sejak kecil, Ayahnya hanya merupakan juragan becak di wilayahnya.
Namun, setelah sempat mengelola perusahaan garmen milik sang mertua untuk melunasi hutangnya sebesar USD10 juta kala itu. Kini kekayaannya ditaksir mencapai USD2 miliar atau sekitar Rp31 triliun.
Anthony Salim merupakan anak dari Soedono Salim, pendiri dari Salim Group. Anthony Salim diwarisi Salim Group setelah dirinya menyelesaikan pendidikan di North East Surrey College of Technology, Inggris.
Perjalanan Anthony Salim tak berjalan mulus. Pada saat itu ia mengalami krisis moneter 1998 yang membuat Salim Group hampir gulung tikar.
Setelah melewati berbagai rintangan, dirinya sukses mempertahankan Salim Group hingga mencapai puncak keberhasilan. Bahkan, Anthony telah menguasai sebagian besar industri makanan di Indonesia. Bahkan, Kekayaannya diperkirakan mencapai USD5,6 miliar atau sekitar Rp87 triliun
Tommy Winata merupakan pendiri dari Artha Graha Group, sebuah perusahan besar yang memiliki ratusan anak perusahaan.
Memiliki latar belakang yang serupa dengan Dato' Sri Tahir, Tommy banyak menghabiskan masa kecilnya di sebuah Gang di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Namun saat ini, Tommy memiliki kekayaan sekitar USD2,4 miliar atau sekitar Rp37 triliun.
Rusdi Kirana merupakan pendiri sekaligus pemilik dari Lion Air Group. Siapa yang tak mengenal jasa transportasi udara satu ini?
Saat ini, Lion Air Group memiliki sejumlah maskapai dalam negeri yaitu Batik Air, Wings Air. Sementara Malinod Air yang beroperasi di Malaysia, serta Thai Lion Air yang beroperasi di Thailand. Rusdi ditaksir memiliki harta sebanyak USD1 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Sofjan Wanandi adalah seorang pengusaha pemilik dari Gemala Group. Ia juga memimpin Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) hingga 2014.
Kala itu, ia merupakan mantan aktivis 1966 yang kemudian menjabat sebagai anggota DPR termuda. Tak diketahui pasti kekayaannya, namun diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS.
Jacob Soetoyo mengawali kariernya sebagai komisaris di PT Alakasa Industrindo tbk. Ia juga merupakan presiden direktur PT Gesit Sarana Perkasa, salah satu perusahaan yang terlibat dalam pembangunan hotel elit JS.
Jacob adalah pengusaha lulusan Concordia University, Montreal Kanada tahun 1978 dengan jurusan perdagangan. Kemudian dirinya melanjutkan studi S2 di McGill University Kanada jurusan administrasi. Kekayaannya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS
Pengaruh 9 Naga terhadap perekonomian di Indonesia
Dugaan mereka telah menguasai ekonomi Indonesia kerap kali terdengar dari beberapa pihak penting. Hal ini semakin menjadi jika melihat peran pentingnya gurita bisnis para pengusaha yang kerap disebut 9 Naga tersebut.
Bisnis-bisnis mereka tentu menguasai pasar Indonesia yang membuat masyarakat bergantung secara ekonomi. Pasalnya, terdapat berapa produk dari bisnis mereka yang digunakan oleh hampir seluruh masyarakat. Seperti Robert Budi Hartono dengan Sampoerna-nya, ataupun Rusdi Kirana bersama Lion Air Group. Dok. Medcom.id
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Naga Naga Naga adalah film drama Indonesia tahun 2022 yang disutradarai oleh Deddy Mizwar. Film yang merupakan sekuel dari film Nagabonar Jadi 2 (2007) ini dirilis di bioskop Indonesia pada 16 Juni 2022.[1]
Bonaga (Tora Sudiro) dan Monita (Wulan Guritno) adalah sepasang suami istri yang sedang menikmati masa kesuksesan mereka. Kali ini, mereka harus menghadapi masalah pendidikan putri mereka satu-satunya, yaitu Monaga (Cut Beby Tsabina), yang dikeluarkan dari sekolah. Sang kakek, Naga (Deddy Mizwar), akhirnya terlibat dalam masalah sang cucu untuk mendapatkan sekolah baru. Di tengah masalah pendidikan Monaga, pertemuan Monaga dengan seorang anak jalanan bernama Nira (Zsa Zsa Utari) menjadi semangat tersendiri baginya untuk bersekolah. Terdapat berbagai macam hambatan dan pertentangan mengenai keberlanjutan pendidikan Monaga. Cinta Naga yang berlebihan kepada cucunya menjadikan masalah semakin pelik, hingga membuat Bonaga terhimpit di antara keinginan istri, anak, dan bapaknya.[2]
Berbicara tentang 9 Naga berarti berbicara tentang sebuah paguyuban yang rahasia namun teroganisir begitu rapi. Paguyuban ini bisa diasosiasikan secara langsung dengan bisnis-bisnis kotor bernilai hingga trilyunan rupiah. Sayangnya, pastilah bisnis yang dijalankan tidak bisa dikategorikan sebagai bisnis legal, karena menyangkut hal-hal yang melanggar undang-undang. Misalnya saja narkoba, judi, hingga perdagangan manusia. Sama halnya dengan para mafia, berbicara mengenai 9 pengusaha misterius yang bayang-bayangnya begitu santer terdengar di masa orde baru, dimana pengusaha dan pemerintah terlibat hubungan yang 'saling menguntungkan'.
Bisnis-bisnis kotor yang bernilai besar tentu perlu backingan dari orang-orang yang memegang kekuasaan. Oleh karena itu tidak heran misalnya usaha-usaha pertambangan ilegal di Kalimantan ternyata banyak dikaitkan dengan oknum-oknum TNI. Beritanya belum tentu benar, namun demikian isu tentang itu sedemikian santer di media massa, bahkan biasa terdengar di kalangan masyarakat setempat.
Nah, ada dua kasus yang cukup menarik perhatian selama beberapa tahun belakangan. Dua kasus ini membawa angin tentang dua bisnis besar yang berputar di Indonesia, yakni judi online dan narkoba. Tak bisa dipungkiri memang dua hal ini adalah 'tulang punggung' bisnis-bisnis kotor yang ada hampir di seluruh penjuru dunia. PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) mencatat ada sekitar 3,2 juta warga Indonesia yang bermain judi online. Dari sekitar 5 ribu rekening masyarakat Indonesia yang diblokir, diperkirakan telah terakumulasi sampai kuartal I 2024 mencapai 600 triliun rupiah (sumber: Koordinator Kelompok Substansi Humas PPATK, M. Natsir Kongah).
Sedangkan untuk narkoba sudah jelas melibatkan uang dalam jumlah besar, kisarannya menurut PPATK telah mencapai 400 triliun. Tidak bisa dipungkiri, jumlah itu pastilah sudah menyebar kemana-mana. Pasca kasus 'polisi tembak polisi' berhembus tentang isu perputaran uang judi online di rekening para aktor-aktor yang terlibat. Isu ini pertama kali dihembuskan oleh hacker yang menganalisis kasus paling menghebohkan di Indonesia selama tahun 2022 lalu dengan begitu luar biasa. Istilah 'Konsorsium 303' masih menjadi misteri bahkan hingga saat ini.
Tentu ketika menganalisa keterkaitan antara para pemegang kekuasaan dengan bayang-bayang 9 naga, kita menuju kepada mereka yang memiliki jabatan tinggi, bukan sekedar bawahan atau staf biasa. Aliran dana tak wajar memberikan indikasi akan adanya penyelewengan, suap, KKN, atau 'dana keamanan' agar seluruh kegiatan dan aktivitas tak wajar dapat berjalan dengan lancar.
Kasus kedua yang sedang kembali hangat, terutama setelah diangkat menjadi film layar lebar, menguarkan aroma tak sedap tentang bisnis transaksi narkoba. Lagi-lagi isu ini pertama kali disebarkan oleh hacker. Latar belakang anggota kepolisian yang memiliki pangkat yang disematkan kepada korban di kasus ini sungguh menarik perhatian. Apalagi kemudian terendus keterkaitan antara kasus ini dengan bandar narkoba.
Entah kemana seluruh data dan fakta yang telah terungkap nanti akan menghilir, yang jelas sudah terlalu banyak kabar tak sedap yang beredar di masyarakat. Pun pula fakta-fakta di lapangan yang penuh dengan penangkapan 'oknum-oknum' kepolisian pasca orang nomor satunya melakukan 'bersih-bersih' demi memperbaiki citra Polri yang sedang jatuh.
Akan tetapi, belum ada yang mengkaitkan keterlibatan dana-dana misterius di kalangan para pejabat, perwira tinggi hingga jenderal kepada aktivitas bisnis tak wajar yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha di Indonesia. Pada era Orde Baru di Indonesia, keterkaitan antara pengusaha dan pemerintah sangat erat dan saling menguntungkan. Pemerintah memberikan kemudahan dan proteksi kepada pengusaha tertentu, yang dikenal sebagai "9 Naga", untuk mengembangkan bisnis mereka. Sebagai imbalan, pengusaha ini sering kali memberikan dukungan finansial dan politik kepada pemerintah. Hubungan inilah yang memicu munculnya gosip tentang "9 Naga", di mana kelompok pengusaha ini dianggap memiliki kekuasaan besar dan terlibat dalam berbagai praktik bisnis tidak sehat dan ilegal yang sulit disentuh oleh hukum
Bisa jadi 9 naga hanyalah sebuah mitos, namun yakinkah Anda bisnis-bisnis judi online (yang sekarang mengalahkan judi bola) dan narkoba yang nilainya sangat fantastis itu bisa berjalan lancar tanpa backingan penuh para pemegang jabatan penting negara? Kalau ya, tampaknya Anda belum lama hidup di Negeri Konoha.
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Keunggulan Bermain di MEDANTOTO
MEDANTOTO memiliki berbagai keunggulan yang menjadikannya sebagai Bandar Toto Togel Online Permainan Lengkap, antara lain: 1. Pasaran Toto Macau Terlengkap MEDANTOTO menawarkan pasaran Toto Macau yang akurat dan lengkap. Hasil keluaran disajikan secara real-time, memastikan transparansi dan keandalan dalam setiap permainan. 2. Slot Online Gacor dengan RTP Tinggi Mainkan slot dari provider ternama seperti Pragmatic Play, PG Soft, dan Habanero di MEDANTOTO. Dengan RTP tinggi dan fitur bonus menarik, peluang menang Anda semakin besar. 3. Keamanan dan Privasi Terjamin Data dan transaksi Anda di MEDANTOTO dijamin aman. Kami menggunakan sistem enkripsi terbaru untuk melindungi semua informasi pengguna. 4. Bonus dan Promo Spesial Cashback harian dan mingguan. Promo referral dengan komisi besar untuk setiap teman yang bergabung melalui link Anda. 5. Layanan Pelanggan Profesional Tim support MEDANTOTO siap membantu Anda 24/7 melalui live chat atau WhatsApp untuk menjawab semua pertanyaan dan kebutuhan Anda.
Video: Sukses Aguan Raih "Influential Figure in Property Development"
Masyarakat Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi dengan sebutan '9 Naga'. Istilah ini disematkan pada sembilan pengusaha besar keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia.
Kelompok 9 Naga ini dinilai sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia dengan berbagai gurita bisnisnya. Tak heran jika mereka adalah kelompok yang sangat disegani oleh seluruh kalangan.
Namun, siapa saja sosok anggota di balik 9 Naga? Berapa total kekayaan 9 Naga? Bagaimana awal mula istilah ini muncul? Untuk mengetahuinya, simak informasinya di bawah ini yuk!
Awal mula istilah '9 Naga' muncul pada era Orde Baru. Saat itu pengusaha dan pemerintah terlibat dalam hubungan yang saling menguntungkan.
9 Naga juga dikenal sebagai 'Gang of Nine'. Kelompok ini merujuk pada orang yang memiliki bisnis gelap seperti judi, obat bius, hingga penyelundupan. Selama menjalankan bisnisnya, mereka dikenal kebal terhadap pidana hukum.
Tips Bermain di MEDANTOTO untuk Kemenangan Maksimal
Fokus pada Pasaran Favorit: Gunakan data keluaran sebelumnya untuk menganalisis angka potensial. Mainkan Slot dengan RTP Tinggi: Pilih slot yang memiliki persentase pengembalian tinggi untuk peluang menang yang lebih besar. Manfaatkan Bonus: Klaim semua bonus dan promo untuk meningkatkan saldo bermain Anda. MEDANTOTO | MEDAN TOTO Situs Toto Macau 9 Naga Terbesar di Indonesia.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati permainan terbaik dan hadiah besar hanya di MEDANTOTO. Daftar sekarang, login, dan rasakan sensasi bermain di platform terbaik Indonesia. MEDANTOTO | MEDAN TOTO Situs Toto Macau 9 Naga Terbesar di Indonesia| SEO KONGKAM
Video: Nasib Rupiah Diadang Perang Dagang Hingga Panasnya Inflasi AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Misteri '9 Naga' terus berlanjut. Meski sering terdengar, tak ada seorang pun yang dapat mengonfirmasi keberadaan kelompok konglomerat tersebut, termasuk orang di dalamnya.
Beberapa waktu lalu, kelompok elit tersebut kembali jadi topik hangat di kalangan masyarakat. Penyebabnya usai budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun menyinggung kelompok ini dalam ceramahnya.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga. Terus Haman yang namanya Luhut," katanya.
Menurut Cak Nun, orang-orang inilah yang memegang kendali atas sistem di Indonesia karena punya pengaruh kuat di bidang masing-masing.
Dalam ranah publik, yang dimaksud Cak Nun adalah 9 Naga, bukan 10 Naga. Sesungguhnya, tiap kali mengajukan pertanyaan tentang sosok 9 Naga jawabannya malah membuat kebingungan, alih-alih mendapat titik terang.
Sebab, keberadaan 9 Naga hanyalah istilah, bukan kelompok usaha atau organisasi. Alhasil timbul berbagai spekulasi untuk menebak siapa saja sosok 9 Naga.
Jejak awal dari 9 Naga setidaknya dapat ditarik sejak masa Orde Baru. Pada masa itu 9 Naga atau dikenal juga 'Gang of Nine' sangat berkonotasi negatif dan seram.
Mengacu pada investigasi Tempo berjudul "Mafia Bisnis" Tommy Winata (2020, hlm 12), 9 Naga atau Gang of Nine merujuk pada sekelompok orang yang menguasai bisnis remang-remang: dari judi, obat bius, hingga penyelundupan.
Konon, mereka punya bekingan kuat yang membuat sepak terjangnya tak tersentuh untuk memuluskannya bermain di bisnis gelap.
Namun, tidak diketahui pasti siapa orang-orangnya. Masih mengacu pada investigasi Tempo (hlm. 94), pengusaha seperti Aguan, Haryadi Kumala, Iwan Cahyadi, Yorrys, Arief Cocong, Edi Porkas, Arie Sigit, Jony Kusuma, dan Tommy Winata disebut sebagai kelompok Gang of Nine.
Meski demikian, lagi-lagi itu hanyalah spekulasi publik. Beberapa di antara mereka pun sudah memberi bantahan.
Seiring berjalannya waktu, 9 Naga memiliki konotasi yang lebih netral, yakni sebutan untuk para pengusaha penguasa ekonomi Indonesia di masa Orde Baru.
Sebutan ini adalah hasil simbiosis mutualisme antara penguasa dan pengusaha. Sebutan ini bertahan hingga Orde Baru runtuh.
Tidak diketahui siapa sebenarnya sosok 9 naga ini. Berbagai nama pun bermunculan jika muncul di mesin pencari Google. Mulai dari Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Jacob Soetoyo, James Riady, Tommy Winata, Anthony Salim, dan Dato' Sri Tahir.
Aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim (2014) malah menyebut Aguan sebagai Naga Kedua dari 9 Naga.
Lagi-lagi, kembali ke pernyataan semula, tidak diketahui pasti siapa sosok 9 Naga.
Terlepas dari itu, dugaan mereka menguasai ekonomi Indonesia sebetulnya juga tidak berlebihan.
Hal ini menjadi logis jika melihat pada besarnya gurita bisnis para pengusaha yang kerap disebut 9 naga itu. Bisnis-bisnis mereka menguasai pasar Indonesia yang membuat masyarakat bergantung secara ekonomi.
Seandainya 9 Naga mengacu pada nama-nama yang sudah disebutkan di atas, tidak terhitung berapa produk dari bisnis mereka yang digunakan masyarakat. Seperti Robert Budi Hartono dengan Sampoerna-nya atau Rusdi Kirana bersama Lion Air.
Tommy Winata sendiri pada 2011 pernah membantah anggapan dirinya masuk 9 Naga. Dia memang pengusaha yang selalu apes karena kerap dikaitkan kelompok itu. Hal ini terungkap berdasarkan arsip Detik (15 Maret 2011) ketika menyikapi dokumen Wikileaks yang menuduh dirinya dekat dengan Presiden SBY dan disebut sebagai 9 Naga.
"Saya bingung dengan istilah 9 Naga," kata bos Artha Graha itu.
"Saya bingung dengan tudingan itu, saya terkesima. Itu imajinasi yang merugikan saya," ia menuturkan.
Saksikan video di bawah ini: